ATEISME SIGMUND FREUD KETEGANGAN RADIKAL PSIKOLOGI DAN SPIRITUAL

Arthur Aritonang

Abstract


Hans Kung dalam karyanya meneliti pemikiran dari Sigmund Freud tentang agama. Publik mengenal Freud sebagai ahli psikolog abad ke-20. Di era modern Freud mempertanyakan mengapa mayoritas manusia memeluk agama. Pertanyaan ini hendak didekati Freud dengan dengan pendekatan psikologi. Freud melihat agama itu lahir dari sebuah pengalaman ingatan manusia di masa kanak-kanak yang mendapatkan perlindungan dari ayahnya. Ia melihat agama dan Tuhan adalah sebuah ilusi yang diciptakan dalam pikiran manusia untuk kebutuhan manusia seperti rasa aman dan perlindungan sebab eksistensi Tuhan tidak bisa dibuktikan dengan pendekatan saintifik. Atas dasar itu, ia berkesimpulan bahwa orang beragama seperti orang yang sakit jiwa (neurosis). Sebagai seorang ateis, Kung memperhatikan bahwa pemikiran Freud dipengaruhi oleh pemikir ateis sebelumnya semisal Karl Marx, Ludwig Feuerbach, dan Friedrich Nietzsche. Selain itu juga, dipengaruhi oleh literatur ilmu sejarah asal-usul agama yang ia pernah pelajari, tentang kisah mitologi Yunani Oedipus maupun totemisme. Menurut Freud, orang beragama seperti demikian: (a) orang yang secara psikologi tidak dewasa atau seperti kekanak-kanakan, karena masih adanya perasaan ketergantungan kepada Tuhan (b) dengan agama manusia berusaha untuk mengatasi rasa bersalah dalam dirinya (c) manusia berusaha mengatasi hal-hal yang terjadi di luar kendali manusia, dan (d) dengan agama manusia mencoba memecahkan teka-teki dunia dan membebaskan manusia dari semua penderitaan. Untuk itu Freud menganjurkan bahwa manusia harus mampu mengatasi perasaan bersalah, manusia harus membebaskan dirinya dari rasa bergantungnya terhadap agama dan Tuhan. Freud juga menaruh harapannya pada sains bukan kepada agama. Kung memiliki pandangan yang berbeda dari Freud. Ia memandang kehadiran agama bagi manusia itu secara positif (1) Menurutnya, agama berasal dari pengalaman individu seseorang bukan hasil dari ilusi pikiran manusia (2) Freud terlalu mereduksi agama sebatas kebutuhan perlindungan maupun keamanan, bagi Kung agama memiliki muatan yang kompleks dan mendalam dimana terdapat dimensi spiritualitas, teologis, histroika, ritual, maupun memiliki dimensi transendetal. Meskipun demikian kung tetap memberikan apresiasi atas pemikiran kritisnya terhadap agama.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.59830/voh.v8i1.130

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

toto slot